MAKALAH SENJATA KIMIA BERBAHAYA DI DUNIA
SENJATA KIMIA BERBAHAYA DI DUNIA
(Laporan Praktikum Tutorial Kimia)
Oleh
Sanfernando Napitu
1317031074
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Senjata
kimia adalah senjata yang memanfaatkan sifat racun senyawa kimia untuk
membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Penggunaan senjata kimia berbeda
dengan senjata konvensional dan senjata nuklir karena efek merusak senjata
kimia terutama bukan disebabkan daya ledaknya. Penggunaan organisme hidup
(seperti antraks) juga bukan dianggap senjata kimia, melainkan senjata
biologis.
Menurut
Konvensi Senjata Kimia (Chemical Weapons Convention), yang dianggap sebagai senjata
kimia adalah penggunaan produk toksik yang dihasilkan oleh organisme hidup
(misalnya botulinum, risin, atau saksitoksin). Menurut konvensi ini pula,
segala zat kimia beracun, tanpa memedulikan asalnya, dianggap sebagai senjata
kimia, kecuali jika digunakan untuk tujuan yang tidak dilarang (suatu definisi
hukum yang penting, yang dikenal sebagai Kriteria Penggunaan Umum, General
Purpose Criteron).
Senjata
kimia saat ini sering digunakan dalam peperangan, senjata kimia sendiri
merupakan senjata yang sengaja dibuat dari reaksi kimia yang bersifat untuk
membunuh musuh dan mengakibatkan kerusakan yang parah terhadap derah yang
ditembakan senjata kimia. Senjata kimia ini sangat berbahaya jika terkena warga
sipil akibatnya akan mengalami cacat.
Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai jenis-jenis senjata kimia dan beberapa dampak
penggunaannya agar kita mengerti betapa berbahayanya penggunaan senjata kimia.
B.TUJUAN PERCOBAAN
Adapun
tujuan dari makalah tutorial ini adalah :
1.
Mengetahui bahaya dari penggunaan senjata kimia berbahaya
2.
Menghindarkan penyalah gunaan senjata kimia
II.ISI
A.SEJARAH SENJATA KIMIA
Dalam sejarahnya, senjata semacam ini digunakan
di era imperium Romawi yang membuang mayat-mayat ke dalam sungai agar airnya terkontaminasi.
Juga bangsa Tartar yang menggunakan alat pelempar manusia yang terkena wabah
menular ke dalam pemukiman penduduk yang menolak menyerah kepada mereka.
Perang dunia pertama adalah medan pertama
penggunaan senjata berbahan mematikan ini. Kemampuan manusia untuk berinovasi
akhirnya digunakan untuk melakukan kerusakan dan melampaui batas. Sejak itu
puluhan nyawa manusia melayang akibat senjata pemusnah massal. Sebagian
terbunuh dalam medan pertempuran dan lainnya di desa-desa dan kota menjadi tubuh
bernyawa namun seperti beku atau terurai.
B.JENIS-JENIS SENJATA KIMIA
Senjata
kimia saat ini sering digunakan dalam peperangan, senjata kimia sendiri
merupakan senjata yang sengaja dibuat dari reaksi kimia yang bersifat untuk membunuh
musuh dan mengakibatkan kerusakan yang parah terhadap derah yang ditembakan
senjata kimia. Senjata kimia ini sangat berbahaya jika terkena warga sipil
akibatnya akan mengalami cacat dan keruskan seruis pada kulit. “Ini adalah senjata yang memanfaatkan sifat racun senyawa kimia untuk membunuh,
melukai, atau melumpuhkan musuh. Penggunaan senjata kimia berbeda dengan senjata konvensional dan senjata nuklir karena efek
merusak senjata kimia terutama bukan disebabkan daya ledaknya.“ berikut ini ada beberapa jenis senjata kimia
yang sanagt menakutkan yang sering digunakan dalam peperangan :
1.VX
Racun berbahaya dalam bentuk cair dan uap,
dapat menyerang sistem syaraf pusat. Bahan kimia ini dianggap 100 kali lebih
beracun melalui sentuhan terhadap kulit daripada syaraf, dan dua kali lebih
berbahaya melalui pernafasan. VX dapat menyebabkan kematian beberapa menit
setelah terkena. Bahan kimia itu mematikan dengan menyerang ototyang
dikendalikan dalam keadaan aktif sehingga otot lelah dan tidak dapat bernafas
lagi. VX merupakan racun yang seringkali menjadi bagian dari senjata kimia yang
memiliki bentuk uap dan cairan. racun ini dipandang sangat berbahaya bagi
manusia oleh karena secara otomatis akan langsung merusak susunan pusat syaraf
seseorang. Tidak hanya itu, kemungkinan fatal jelas akan menjadi resiko 100
kali lipat berbahayanya jika mengenai kulit. Setelah merusak susunan syaraf
pusat dan kulit, VX pun akan mengakibatkan kematian bagi orang yang dikenainya.
VX memiliki serangan yang cukup fatal bagi otot yang masih aktif, sehingga
cairan atau uap dari bahan kimia ini akan merusak produktifitas dari otot
seseorang.
2.Sulfur Mustards
Gelembung
dan unsur perantara alkali. Bahan kimia ini tak berwarna dalam keadaan murni,
namun secara umum berwarna kuning hingga coklat dan sedikit berbau mustard atau
bawang putih. Sulfur Mustards menyebabkan luka pada kulit, mata dan saluran
pernafasan. Tidak ada penawar racun atas keracunan sulfur mustard, satu-satunya
cara efektif yaitu dengan mengurangi kontaminasi semua daerahyang terkena.
Sepuluh miligram bahan kimia itu dapat menewaskan korbannya . Sulfur mustards
memiliki wujud menyerupai gelembung dan merupakan unsur perantara alkali. Bahan
kimia yang satu ini tidak memiliki warna sama sekali saat berada pada kondisi
murni, namun pada umumnya sulfur mustards memiliki fase warna mulai dari kuning
hingga berwarna cokelat. Selain itu, bahan kimia ini memilik aroma yang
menyerupai bawang putih (mustards). Bahan kimia ini sendiri dapat mengakibatkan
luka pada kulit, organ mata, hingga saluran pernafasan. Hingga saat ini belum
ada penawar yang dapat mengobati sat seseorang keracunan oleh bahan kimia ini. Untuk
meminimalisir, seseorang yang terkena hanya dianjurkan untuk mengurangi kontak
sentuhan pada area yang dikenai oleh bahan kimia ini. Pada takaran 10 mg bahan
kimia ini sudah mampu menghilangkan satu nyawa seseorang.
3.Sarin
Sarin atau GB, adalah senyawa
organoposphorous dengan formula (CH3)2CHO]CH3P(O)F. Ia adalah cairan yang tidak
berwarna dan tidak berbau yang digunakan sebagai senjata kimia dengan efek
ekstrim yang berpotensi sebagai perusak sistem saraf (nerve agent). Gas Sarin
ini telah diklasifikasi sebagai “Senjata Pembunuh Massal” pada Resolusi PBB
687. Produksi dan penyimpanan Gas Sarin ini telah dilarang oleh Chemical
Conventions Weapon pada tahun 1993 yang mana ia diklasifikaskan kepada zat
kimia level 1.
Mekanisme
kerja gas Sarin ini mirip seperti insektisida yang umum digunakan, seperti
Malathion. Dalam term aktivitas biologis, ia mirip insektisida karbamat seperti
Sevin dan obat-obatan pyridostigmine, neostigmin, dan physostigmine. Layaknya
perusak sistem saraf lainnya, Sarin menyerang sistem saraf.
Secara
khusus, Sarin merupakan inhibitor potensial dari enzim acetylcholinesterase,
yaitu protein yang menurunkan neurotransmitter asetilkolin setelah dilepaskan
ke celah sinaptik. Pada vertebrata, asetilkolin adalah neurotransmitter yang
digunakan pada sambungan neuromuskuler (sambungan saraf antar otot-otot), di
mana sinyal tersebut dikirimkan antara neuron dari sistem saraf pusat
serat-serat otot. Biasanya, asetilkolin dilepaskan dari neuron untuk merangsang
otot, setelah itu terdegradasi oleh acetylcholinesterase, yang memungkinkan
otot untuk rilex (tidak bekerja). Sebuah penumpukan asetilkolin di celah
sinaptik, karena penghambatan kolinesterase, yang mana neurotransmitter terus
bertindak pada serat otot, sehingga setiap impuls saraf secara efektif
terus-menerus disalurkan. Kematian biasanya akan terjadi sebagai akibat dari
asfiksia (sesak nafas) karena ketidakmampuan fungsi otot-otot yang terlibat
dalam pernapasan.
Sarin
adalah zat yang memiliki volatilitas tinggi (cairan yang dapat dengan mudah
berubah menjadi gas), sangat mirip dengan gas saraf lainnya. Menghirupnya
sangat berbahaya, dan bahkan uapnya dapat dengan mudah menembus kulit. Pakaian
seseorang dapat melepaskan sarin sekitar 30 menit setelah melakukan kontak
dengan sarin yang mana ia dapat terpapar pada orang lain. Orang yang menghirup
dosis yang tidak berbahaya, akan tetapi ia tidak disegerakan mendapat
pengobatan yang cukup, dapat menderita kerusakan saraf permanen.
Bahkan pada konsentrasi rendah pun,
Sarin dapat berakibat fatal, kematian akan terjadi satu menit setelah menghirup
satu dosis yang berbahaya kecuali antidote seperti atropine dan pralidoxime
cepat diberikan kepada korban. Sarin diperkirakan 500 kali lebih beracun
daripada sianida. Gejala awal dari terkena sarin adalah hidung meler, sesak di
dada dan penyempitan pupil mata. Segera setelah itu, korban memiliki kesulitan
bernapas dan mengalami mual dan terus menerus keluar air liur. Sehingga korban
terus kehilangan kontrol fungsi tubuh, para korban muntah, buang air besar dan
buang air kecil. Fase ini diikuti oleh pengejangan dan sentak-menyentak. Pada
akhirnya, korban menjadi koma dan mati lemas dalam serangkaian kejang-kejang
hebat
4.Chlorine
Gas
kuning kehijauan dengan bau tajam yang lebih berat dari udara. Bahan ini
bereaksi dengan berbagai bahan organik, menimbulkan api dan ledakan keras.
Menimbulkan efek korosif pada mata dan kulit. Penyebaran melalui udara
menyebabkan kesulitan bernafas dan edema paru-paru. Tingkat terkenayang tinggi
dapat menyebabkan kematian. Chlorine merupakan salah satu bahan kimia yang
seringkali menjadi bagian dari senjata kimia tertentu. Bahan kimia ini
menyerupai gas yang berwarna kuning kehijauan dan dengan aroma yang sangat
tajam dan menyengat serta beban hirup yang lebih berat dari O2. Bahan organik
merupakan media yang menjang racun ini beraksi. Selain itu, bahan ini pun akan
menimbulkan api dan ledakan yang cukup keras. Bahan kimia ini sangat
membahayakan organ mata karena dapat mengakibatkan terjadinya korosif pada mata
dan juga area kulit. Dalam kadar yang tinggi bagi orang yang mendapatkan kontaminasi dari udara
dapat mengakibatkan kematian.
.
5.Hydrogen Cyanide
Sangat
mudah terbakar, tidak berwarna dalam bentuk gas ataupun cair. Dalam keadaan
terbakar menyebarkan racun dan dapat memicu ledakan. Dapat menimbulkan iritasi
mata, kulit dan saluran pernafasan. Bahan ini dapat menyerang sistem syaraf
pusat sehingga sirkulasi tidak berfungsi.
Hidrogen
sianida pertama kali diasingkan daripada pigmen biru (biru Prussia) yang telah diketahui kewujudannya sejak
1704 tetapi strukturnya tidak diketahui. Kini, bahan ini diketahui merupakan
sejenis polimer koordinasi dengan struktur yang
kompleks dan formula empirik ferik ferosianida terhidrat. Pada tahun 1752,
seorang ahli kimia Perancis, Pierre Macquer, telah menunjukkan bahawa biru Prussia boleh
ditukarkan kepada besi
oksida
dan satu sebatian meruap, dan kedua-dua bahan ini boleh digunakan untuk membentuknya
semula. Sebatian baru inilah apa yang kita kenali pada hari ini sebagai
hidrogen sianida. Dengan mengikuti Macquer, bahan ini pertama kali disediakan
daripada biru Prussia oleh ahli kimia Sweden, Carl
Wilhelm Scheele
pada 1782, dan ia diberi nama Jerman Blausäure (secara harfiah
"Asid biru") disebabkan oleh sifat berasidnya di dalam air dan
penghasilannya daripada biru Prussia. Dalam bahasa Inggeris, ia dikenali secara
meluas dengan nama Prussic acid ("asid Prussia").
Pada 1787, ahli kimia Perancis, Claude Louis Berthollet telah menunjukkan bahawa
asid Prussia tidak mengandungi oksigen. Ini adalah satu sumbangan yang penting
kepada teori asid yang sebelum itu mengatakan bahawa asid perlu mengandungi
oksigen (ini memberikan oksigen namanya, yang berasal
daripada perkataan-perkataan Yunani yang bermaksud "penghasil asid",
dan ini dipinjam
terjemah
oleh bahasa Jerman menjadi Sauerstoff). Pada 1811, Joseph Louis Gay-Lussac telah menyediakan hidrogen
sianida tulen dan tercecair. Beliau kemudiannya menentukan formula kimia
sebatian ini pada 1815. Radikal sianida di dalam hidrogen sianida
mendapat namanya daripada perkataan cyan, yang bukan sahaja perkataan
bahasa Inggeris untuk satu cahaya warna bagi biru, tetapi juga adalah perkataan
Yunani untuk biru. Penggunaan nama ini sekali lagi disebabkan oleh asalnya
daripada biru Prussia.
Hidrogen sianida terhasil dalam jumlah yang
terhad daripada pelbagai gabungan karbon, hidrogen dan ammonia. Kini, hidrogen
sianida dihasilkan dalam jumlah yang banyak melalui beberapa proses. Ia juga
adalah bahan buangan daripada penghasilan akrilonitril yang dipulihkan. Pada tahun 2006, kira-kira
500 juta ke 1 bilion paun bahan ini telah dihasilkan di Amerika Syarikat.
Proses yang paling penting ialah proses pengoksidaan Andrussow yang telah dicipta oleh Leonid Andrussow di IG
Farben di
mana metana dan ammonia bertindak balas dalam
kewujudan oksigen pada suhu 1200 °C di atas
mangkin platinum:[
2 CH4 + 2 NH3
+ 3 O2 → 2 HCN + 6 H2O
Tenaga yang diperlukan untuk tindak balas ini
dibekalkan oleh pengoksidaan separa metana dan ammonia.
Proses lain yang kurang kepentingannya ialah
proses Degussa (proses BMA) di mana tidak ada oksigen yang ditambah dan
tenaga perlu disalurkan secara tidak terus melalui dinding reaktor:[15]
CH4 + NH3
→ HCN + 3H2
Tindak balas ini adalah hampir serupa dengan pembentukan semula stim, iaitu tindak balas antara
metana dan air untuk menghasilkan
karbon
monoksida
dan hidrogen.
Di dalam makmal, sejumlah kecil HCN
dihasilkan melalui penambahan asid kepada garam sianida logam alkali:
H+ + NaCN → HCN
+ Na+
Tindak balas ini kadang kala menyebabkan
keracunan secara tidak sengaja kerana asid ini menukarkan garam sianida yang
tidak berbahaya kepada HCN dalam bentuk gas.
C. TIPE SENYAWA YANG DIGUNAKAN PADA SENJATA KIMIA
Senyawa yang digunakan pada senjata kimia
dapat digolongkan pada dua tipe utama:
- Tipe yang mempengaruni permukaan tubuh yang terkena senyawa kimia,
- Tipe yang dapat merusak sistem syaraf korban.
Beberapa contoh senyawa kimia yan merusak
permukaan tubuh adalah gas phosgene, gas chlorine, hydrogen
cyanide dan gas mustard. Prinsip kerja dari phosgene, chlorine,
dan hydrogen cyanide adalah penyerangan melalui pernapasan. Phosgene adalah
senyawa penyedak napas yang menyebabkan paru-paru dipenuhi oleh air, secangkan chlorine
mempu menghancurkan sel-sel pada saluran pernapasan. Hydrogen cyanide
dapat menghalangi oxygen berikatan dengan darah. Setetes saja gas mustard
yang menguap ke udara, dapat merusak permukaan tubuh manapun termasuk kulit,
mata dan paru-paru. Senyawa tersebut dapat menyebabkan kematian dari kegagalan
pernapasan.
Nerve Gas, senyawa perusak syaraf bekerja dengan cara
menghalangi transmisi penyampaian pesan syaraf pusat ke seluruh tubuh. Tipe
senyawa ini antara lain: sarin, soman, tabun, dan VX. Seluruh senyawa yang
beraksi dengan mengganggu neurotransmitter yang disebut juga acetylcholine.
Dengan cara terhisap ataupun terserap melalui kulit, setetes saja
senyawa-senyawa tersebut dapat mematikan seluruh jaringan syaraf tubuh. Jenis
senjata terkuat pada tipe ini ada pada grup turunan VX, tetapi semua senyawa
tipe ini dapat menyebabkan kematian hanya dalam beberapa menit setelah
terkontak.
Ada juga tipe herbisida (herbicides)
seperti Agent Orange, yang mampu membunuh tumbuh-tumbuan. Agent
Orange digunakan selama Perang Vietnam (1959-1975) sebagai defoliant yang
menghancurkan dedaunan hutan untuk menemukan pasukan musuh. Beberapa orang
menganggap tipe herbisida ini tidak akan membahayakan hewan maupun manusia.
Akan tetapi, banyak veteran perang Vietnam yang mengalami gangguan kesehatan
akibat senyawa ini dan pemerintah Vietnam menetapkan bahwa mereka terkena
dampak dari Agent Orange.
D. PROPERTI SENYAWA SENJATA
KIMIA
1.Phosgene
Dapat
kita sebut juga sebagai carbonic dichloride dengan formula COCl2.
Senyawa ini tidak berwarna dan sangat beracun, berbau sangat menyengat pada
konsentrasi tinggi. Phosgene lebih berat 3,43 kali dari pada udara,
memiliki titik leleh pada -118 C dan titik didih pada 8,3 C. Cara pembuatan phosgene
adalah dengan mereaksikan carbon monoxide dan chlorine dengan
bantuan suatu katalis. Phosgene beracun pada konsentrasi diatas 50 ppm
(parts per million) udara. Selama Perang Dunia 1, senyawa ini
digunakan sebagai senjata kimia pembunuh masal, dan sekarang senyawa ini
digunakan sebagai senyawa pertengahan pada sintesa senyawa organik seperti carbonic
esters, isocyanates, polyurethanes, dan digunakan dalam pembuatan
pewarna.
2.Chlorine Gas
Pada
temperatur ruangan, senyawa murni Cl ini berbentuk gas berwarna kuning
kehijauan dan berbau menyengat pada konsentrasi tinggi. Senyawa murni Cl tidak
tesedia bebas diudara, akan tetapi berikatan dengan senyawa lain. Chlorine mudah
bereaksi dengan air, logam dan bahan organik. Chlorine memiliki titik
leleh pada -101 C dan titik didih pada -34,05 C pada tekanan atmosfer.
Penggunaan Chlorine sebagai senjata kimia tercatat mulai Perang Dunia
1 dan kini senyawanya digunakan sebagai bahan pemutih pada kertas, membunuh
bakteri, pembuatan bromine, tetraethyl dan berbagai produk lainnya.
3.Agent Orange
Senyawa
yang digunakan untuk membunuh tanaman semasa Perang Vietnam ini dibuat dengan
mengkombinasikan 2,4,5-trichlorophenoxyacetic acid dan 2,4-dichlorophenoxyacetic
acid pada konsentrasi tertentu. Senyawa ini disebut Orange karena
kontainer pembawa senyawa ini berwarna oranye. Beberapa senyawa herbisida lain
yang terkenal pada selama perang tersebut antara lain Agent Blue dan Agent
White. Agent Orange ini mengandung senyawa samping dioxins yang
sangat berbahaya bagi hewan dan manusia. Dioxins dapat menyebabkan
cacat lahir dan kangker langka dan memiliki efek yang berkepanjangan.
Penggunaan senyawa ini selama Perang Vietnam di tahun 1970 masih ditemukan
dampaknya pada anak-anak yang lahir di tahun 1996.
4.Nerve Gas
Sebagian
besar gas syaraf termasuk jenis organophosphates, sebuah tipe yang awalnya
dikembangkan untuk digunakan sebagai pestisida. Beberapa tipe yang ada termasuk
inisialnya adalah Tabun (GA), Sarin (GB), Soman (GD), dan yang paling berbahaya
VX. Permurnian lokasi dari Sarin dengan dosis yang tidak berbahaya memakan
waktu lebih dari 2 minggu. Dan senyawa VX beberapa kali lebih berbahaya dari
Sarin. Seseorang yang menyentuh benda yang terkena VX, akan langsung
terkontaminasi dosis yang berbahaya dan senyawa VX akan terus berada pada tubuh
korban selama berminggu-minggu kemudian.
E. DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN SENJATA KIMIA
Penggunaan senjata kimia bukan sesuatu yang baru. Di zaman antik pun, orang Persia membakar bahan aspal dan belerang untuk meracuni legiun Romawi. Pada perang Dunia I untuk pertama kalinya digunakan gas klor dalam jumlah yang besar. Ini merupakan awal dari perang modern dengan senjata pemusnah massal. Saat itu, sekitar 124.000 ton bahan kimia digunakan untuk perang, dan menewaskan sekitar 90.000 orang. Sekitar satu juta orang mengalami gangguan kesehatan, di antaranya sangat berat. Pakar kimia Jerman, Fritz Haber yang dianugerahi hadiah Nobel Kimia tahun 1918, dianggap sebagai "bapak" senjata kimia.
Senjata kimia memiliki imbas racun secara langsung
terhadap tubuh manusia karena senyawa yang beragam. Ia membunuh atau melukai
manusia. Senjata kimia akan bertahan dalam waktu yang lama di titik targetnya.
Senjata biologi berupa bakteri, virus, atau bius bisa mamatikan manusia,
binatang dan tumbuhan. Ia mengenai manusia melalui udara, makanan, air.
Sakit akibat senjata biologi berawal sejak bakteri dan virus itu berkembang biak dalam tubuh tanpa dirasakan gejalanya. Saat itulah penyakit itu menjadi wabah. Film dokumenter berjudul Artichoke code: Experiences secret Central Intelligence Agency on the human mengungkap bagaimana pemerintah Amerika menyembunyikan program perang biologinya.
Dua wartawan Jerman Edmund R. Doetsch dan Michael Waitch produser film ini menfokuskan pada kasus Dr. Frank Wilson yang meninggal 28 November 1953 akibat terjatuh dari lantai 13 dengan penyebab yang penuh teka-teki di kota New York. Ia adalah ilmuwan di bidang senjata biologi, terutama program “proses artichoke” yang dikoordinasi antara rencana militer dengan marinir.
Dalam perang Korea, Pyong Yang dan Peking menuding Amerika menggunakan senjata bakteri. Tudingan itu didasarkan kepada gambar korban dan penguraian di laboratorium dan sisa-sisa bom bakteri. Tahun 1952, dua komisi internasional yang mendiagnosa kawasan berlangsungnya perang dengan bantuan Rusia dan Cina menyimpulkan bahwa militer Amerika benar-benar menggunakan senjata biologi bakteri.
Sakit akibat senjata biologi berawal sejak bakteri dan virus itu berkembang biak dalam tubuh tanpa dirasakan gejalanya. Saat itulah penyakit itu menjadi wabah. Film dokumenter berjudul Artichoke code: Experiences secret Central Intelligence Agency on the human mengungkap bagaimana pemerintah Amerika menyembunyikan program perang biologinya.
Dua wartawan Jerman Edmund R. Doetsch dan Michael Waitch produser film ini menfokuskan pada kasus Dr. Frank Wilson yang meninggal 28 November 1953 akibat terjatuh dari lantai 13 dengan penyebab yang penuh teka-teki di kota New York. Ia adalah ilmuwan di bidang senjata biologi, terutama program “proses artichoke” yang dikoordinasi antara rencana militer dengan marinir.
Dalam perang Korea, Pyong Yang dan Peking menuding Amerika menggunakan senjata bakteri. Tudingan itu didasarkan kepada gambar korban dan penguraian di laboratorium dan sisa-sisa bom bakteri. Tahun 1952, dua komisi internasional yang mendiagnosa kawasan berlangsungnya perang dengan bantuan Rusia dan Cina menyimpulkan bahwa militer Amerika benar-benar menggunakan senjata biologi bakteri.
Senjata
kimia terdiri dari bahan kimia untuk perang dan penyandangnya, misalnya ranjau,
granat tangan, panser penyemprot atau hulu ledak rudal. Bahan ini membuat
korbannya kehilangan nafas atau lumpuh. Awalnya terdiri dari gas beracun,
misalnya klor atau asam biru, namun mudah menguap. Industri kemudian mulai
memproduksi racun dalam bentuk cairan yang tidak lagi hanya masuk lewat
paru-paru tetapi juga melalui kontak dengan kulit dan menyebar keseluruh
organ tubuh serta menimbulkan akibat yang sangat berat. Bahan yang ditakuti
dalam kelompok ini adalah yang disebut gas sulphur mustard . Tahun 1822
seorang ahli kimia Belgia secara kebetulan berhasil membuat cairan berbau busuk
yang pada PD I melukai atau membunuh ribuan orang.
Sarin
yang diperkirakan dipakai di Suriah, termasuk gas syaraf. Dikembangkan pada PD
II dan dapat membunuh hanya dengan porsi kecil. Sarin memasuki tubuh tidak
hanya melalui jalan pernafasan tetapi juga melalui kulit. Gunnar Jeremias,
pemimpin penelitian pengawasan senjata biologi di Pusat bagi Ilmu Pengetahuan
Alam dan Perdamaian, Universitas Hamburg mengatakan, orang dapat melindungi
diri dari Sarin hanya bila mengenakan pakaian yang menutup keseluruhan tubuh.
Sarin membuat orang tidak bisa lagi bernafas, tambahnya.
Tidak
semua korban Sarin, tewas. Namun membawa dampak kesehatan yang sangat parah,
misalnya buta, luka bakar pada kulit atau bayi cacat. Sejumlah senjata kimiawi
sangat merusak lingkungan yang dampaknya tak terhitung jumlahnya bagi manusia.
Namun,
hingga kini senjata kimia masih mudah diproduksi. Yang lebih rumit adalah
mendapatkan bahannya. Karena itu, larangan senjata kimia juga menyangkut
larangan produksi atau perdagangan bahan yang dapat digunakan bagi senjata
kimia. Tapi pakar memperkirakan, bahan-bahan tersebut bisa diperoleh di pasar
gelap. Selain itu bahan kimia ini sangat tahan lama.
III.KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.
Senjata
kimia adalah senjata yang memanfaatkan sifat racun senyawa kimia untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan
musuh.
2.
Beberapa
jenis senjata kimia adalah : VX, Sulfur Mustards, Sarin, Chlorine,
Hydrogen Cyanide.
3.
Tipe
senyawa kimia yang terkandung dalam senyawa kimia antara lain : Tipe
yang mempengaruni permukaan tubuh yang terkena senyawa kimia, Tipe yang dapat
merusak sistem syaraf korban.
4.
Beberapa
properti senjata kimia antara lain : Phosgene, Chlorine Gas, Agent Orange,
Nerve gas.
5. Senjata kimia
memiliki imbas racun secara langsung terhadap tubuh manusia karena senyawa yang
beragam. Ia membunuh atau melukai manusia.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Anonim a:http://www.majarimagazine.com/2009/03/100-tahun-senjata-
kimia/diakses pada tanggal 26 November 2013
pukul 17.15
Anonim b:http://www.downloadngadget.com/2010/08/5-jenis-senjata-kimiapemusnah
masal-paling-berbahaya-di-dunia.html/diakses pada tanggal 26
November 2013 pukul 17.15
Anonim c:http://wildanrenaldi.wordpress.com/tag/daftar-senjata-berbahaya-di-dunia/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim d:http://www.bt.cdc.gov/agent/sulfurmustard/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim e:http://www.realifactpost.com/2012/12/dampak-mengerikan-penggunaan-senjata.html/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim f:http://www.sisidunia.com/2013/08/29/dampak-negatif-dari-penggunaan-senjata-kimia/2698/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim
g:http://international.okezone.com/read/2013/08/29/414/857465/ini-alasan-senjata-kimia-dilarang-keras/ diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul
17.15
Anonim h:http://www.islampos.com/inilah-bahaya-senjata-kimia-di-suriah-30904/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim i:http://ms.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_sianida/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim j:http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/06/19/racun-para-teroris-masa-kini
hidrogen-sianida-374283.html/ diakses pada tanggal 26 November 2013
pukul 17.15
Anonim k:http://www.antaranews.com/berita/373322/sarin-gas-saraf-mematikan-dengan-dampak-tragis/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anoniml;http://www.satuharapan.com/index.php?id=109&tx_ttnews[tt_news]=4217&cHash=1/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim m:http://www.dakwatuna.com/2013/06/19/35504/sejarawan-as-intervensi-as-dan-israel-di-suriah-demi-tujuan-melawan-anti-israel/#axzz2lpVbnXwk/
diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
Anonim n:http://www.blogammar.com/senjata-kimia-paling-berbahaya-di-dunia/ diakses
pada tanggal 26 November 2013 pukul 17.15
0 comments:
Post a Comment